Minggu, 17 Juni 2012
Selasa, 12 Juni 2012
Disusun oleh:
1. Maret Wicaksono : 08-500-0112
2. Ayong Lianawati : 08-500-0108
3. Monika Pandiangan : 08-500-0065
4. Irma Agustin Nugrahayu : 08-500-0088
5. Vempy Rosalina :
08-500-0082
URGENSI
PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIMBINGAN & KONSELING
A.
Latar
Belakang
Dunia
telah berubah. Dewasa ini kita hidup dalam era informasi/global. Dalam era
informasi, kecanggihan teknnologi informasi dan komunikasi telah memungkinkan
terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa terhambat oleh batas ruang dan
waktu. Berbeda dengan era agraris dan industri, kemajuan suatu bangsa dalam era
informasi sangat tergantung pada
kemampuan masyarakatnya dalam memanfaatkan pengetahuan untuk meningkatkan
produktifitas. Karakteristik masyarakat seperti ini dikenal dengan istilah
masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based
society). Siapa yang menguasai pengetahuan maka ia akan mampu bersaing
dalam era global.
Oleh
karena itu, setiap Negara berlomba untuk mengimtegrasikan media, termasuk
teknologi informasi dan komunikasi untuk semua aspek kehidupan berbangsa dan
bernegaranya untuk membangun dan membudayakan masyarakat berbasis pengetahuan
agar dapat bersaing dalam era global.
(http://udayanaskin.blogspot.com/2012/01/manfaat-ti-dalam-bimbingan-dan.html, diakses pada tanggal 07 Juni 2012 pukul 10.18 WIB). Penggunaan teknologi informasi khususnya komputer
kini sudah menjadi mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah, mulai sekolah dasar
hingga ke sekolah lanjutan atas dan sekolah kejuruan. Namun demikian yang
paling besar pengaruhnya adalah di Perguruan Tinggi, di mana hampir semua
perguruan tinggi di Indonesia sudah memanfaatkan teknologi ini dalam
perkuliahannya, baik melalui tatap muka maupun secara online. Sebagai contoh
seorang dosen dalam menyampaikan materinya tidak hanya mengandalkan media
konvensional saja, melainkan sudah menggunakan unsur teknologi di dalamnya.
Masalah-masalah
siswa semakin hari-semakin komplek. Seperti masalah karier, emosi baik itu dari
faktor lingkungan, sekolah, maupun keluarga, dan lain sebagainya yang tidak
bisa melaksanakan proses konseling secara langsung (tatap muka). Bimbingan dan
konseling sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu (siswa),
dilaksanakan melalui berbagai macam layanan. Layanan tersebut saat ini semakin
berkembang, tidak hanya dapat dilakukan dengan tatap muka secara langsung,
tetapi juga bisa dengan memanfaatkan media atau teknologi informasi yang ada.
Tujuannya adalah tetap memberikan bimbingan dan konseling dengan cara-cara yang
lebih menarik, interaktif, dan tidak terbatas tempat, tetapi juga tetap
memperhatikan azas-azas dank ode etik dalam bimbingan dan konseling.
Oleh
karena itu, pemanfaatan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling
sangat dibutuhkan agar memudahkan siswa dalam melaksanakan konseling.
B.
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dipaparkan di atas “Adakah manfaat penggunaan
teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling di sekolah?”.
C. Urgensi bimbingan dan konseling pada perkembangan
teknologi
(http://yoezron
diakses pada tanggal 07 Juni 2012 pukul 10.00 WIB). Urgensi bimbingan dan
konseling mengacu pada perkembangan serta kemajuan teknologi
yang mutakhir, salahsatunya ialah penggunaan alat atau media komunikasi serta
informasi elektronik baik secara on line maupun off line. Penggunaan media
teknologi yang mutakhir akan senantiasa merubah gaya serta penerapan bimbingan
dan konseling yang konvensional. Sebagaimana tujuan dari kemajuan teknologi
yaitu untuk mengefisienkan atau mempermudah akses informasi, maka penerapannya
dalam bimbingan dan konseling juga mengacu pada cara yang sama tanpa mengubah
konteks dari bimbingan dan konseling tersebut.
Salah satu upaya bimbingan dan konseling yaitu memfasilitasi
peserta atau konseli dalam mengembangkan potensi serta memahami dirinya juga mengoptimalkan
perkembangannya. Maka dari itu, pada era global ini atau era serba teknologi
ini, bimbingan dan konseling juga dituntut untuk menyesuaikan terhadap keadaan
agar selalu dapat mengiringi dan membantu konseli di zaman yang semakin
mutakhir. Jika layanan bimbingan konseling masih menerapkan cara-cara
konvensional dalam era teknologi yang semakin maju, maka layanan tersebut akan
ditingalkan oleh konseli yang akan mengakibatkan degradasi moral serta
ketidakmampuan konseli dalam memecahkan serta mengoptimalkan tugas perkembangan
yang harus dilaluinya secara mandiri. Maka jika hal tersebut terjadi, akan
banyak individu yang mengalami kesulitan dalam pemahaman diri dan akan
cenderung masuk kedalam zona kebebasan yang kebablasan tanpa adanya bimbingan
yang bersifat mengembangkan kepribadian yang sehat.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi atau sering
disebut ICT (Information and Communication
Technology) menghadirkan tantangan baru bagi praktisi bimbingan dan
konseling. Teknologi informasi dan komunikasi lebih cenderung pada eksploitasi
peran dan fungsi dari Teknologi Komputer. Berbicara ICT berarti berbicara komputer baik
pemanfaatannya, peran dan fungsinya dalam kehidupan. Teknologi informasi
memiliki beberapa fungsi dan peranan dalam Bimbingan konseling yaitu:
1. Publikasi:
disini teknologi informasi dimanfaatkan sebagai sarana pengenalan kepada
masyarakat luas dan juga sebagai pemberi informasi mengenai BK.
2. Pelayanan
dan Bantuan: dalam fungsi ini Bimbingan konseling dilakukan secara tidak
langsung dengan bantuan teknologi informasi.
3. Pendidikan:
dikatakan demikian karena di dalam informasi yang diberikan melalui sarana TI
ini mengandung unsur pedidikannya.
D.
Macam-macam
sarana konseling yang sudah menggunakan Teknologi Informasi sebagai media
layanan
(http://www.vilila.com/2010/09/layanan-bimbingan-konselingberbasis.
html#ixzz1wASD9oxs,
diakses
pada tanggal 07 Juni 2012 pukul 10.10 WIB). Profesi Bimbingan dan Konseling yang melakukan inovasi–inovasi terhadap pelayanannya agar mempermudah akses
para konseli yang membutuhkan bantuan dimanapun dan kapanpun. Melihat kebutuhan
akan teknologi dalam proses konseling maka profesi ini membuat suatu rancangan
terbaru untuk mengembangkan pelayanan yang mengikuti perkembangan zaman.
Perubahan terhadap pelayanan tersebut berupa beberapa media konseling,
contohnya :
Surat
Magnetik (disket ke disket)
Meskipun
pelayanan konseling dengan menggunakan fasilitas ini sudah dianggap sebagai
fasilitas komunikasi “tradisional”, tetapi fasilitas ini adalah awal mula
terciptanya gagasan penggunaan teknologi informasi dalam Bimbingan dan
Konseling. Dalam penggunaan fasilitas ini, konseli dan konselor saling
berkomunikasi dengan berkirim surat atau berkomunikasi melalui buku catatan
yang bertujuan untuk membantu anak agar lebih dapat mengekspresikan diri
melalui tulisan (bagian dari konseling biblio). Dalam era penggunaan komputer,
surat atau biblio dalam bentuk kertas dapat diganti dengan disket.
Keuntungan dari fasilitas ini antara lain mempermudah evaluasi terhadap
kemajuan dan proses konseling, kemudahan dalam penyisipan materi atau informasi
yang dibutuhkan, isi disket tidak dapat dibuka oleh sembarang orang, dan
konselor dapat langsung menanggapi kalimat per kalimat yang ditulis oleh
konseli. Selain dapat membantu kegiatan konseling, fasilitas ini juga memiliki
kelemahan, yaitu adanya kemungkinan ketidak lancaran pengiriman surat, sistem
kontrak antara konseli dengan konselor, jaminan kerahasiaan konseli,
keterjaminan surat-surat atau disket yang diterima konselor, banyaknya sesi
yang harus dilakukan, dan sebagainya. Jenis ini akan lebih efisien
penggunaannya oleh konseli dan konselor yang bertempat tinggal di
area atau wilayah yang sama dan sering bertemu, misalnya guru BK dan siswanya
di Sekolah.
Konseling
menggunakan bantuan Komputer
Proses
Konseling menggunakan bantuan komputer atau Computer
Assisted Counseling (CAC) merupakan konseling mandiri, juga disebut
konseling komputer pasif atau biasa juga disebut dengan standalone.
Konseli mencari pemecahan masalah atau kebutuhannya melalui program interaktif
konseling (Software) dalam bentuk CD yang dirancang khusus agar konseli tersebut
dapat mengeksplorasi permasalahannya, mencari informasi yang dibutuhkan dari
sejumlah informasi yang disediakan, dan menentukan alternatif pemecahan masalah
yang ditawarkan. Dalam penggunaan fasilitas ini ( CAC ), konseli dimungkin
untuk tidak perlu bertemu dengan konselor. CAC ini juga dapat dilakukan
secara blended, memperdalam materi-materi yang terdapat dalam program
konseling, dan memilih tindakan selanjutnya.
Telepon
Kemudahan
pengaksesan dalam pemberian layanan Bimbingan dan Konseling mengikuti tatanan
kehidupan masyarakat global diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan para
konseli yang menuntut pemberian layanan bimbingan dan konseling yang cepat,
luas, dan mudah diakses oleh konseli. Konseling melalui telepon biasanya
disebut konseling telepon. Di bawah ini akan dikemukakan etika dalam penggunaan
teknologi telepon dalam layanan konseling.
Etika
pelayanan konseling menggunakan telepon:
- Gunakan bahasa yang sopan sesuai dengan kondisi klien
- Gunakan suara yang lembut, volume yang rendah dan intonasi yang bersahabat
- Dengarkan pembicaraan sampai selesai, jangan menyela kata-kata klien apalagi pada tahap awal pembicaraan.
- Mengembangkan perasaan senang dan berfikir positif tentang siapapun yang menelepon
- Catat hal-hal yang perlu memperoleh perhatian
- Memfokuskan pembicaraan guna menefektifkan penggunaan media komunikasi
- Selalu mengakhiri pembicaraan dengan kesiapan untuk melakukan hubungan komunikasi selanjutnya
- Video-phone
Lebih
dengan sebutan Video-phone counseling
(VPC) merupakan bentuk lain dari konseling telepon. Namun dalam penggunaan
perangkat teknologi komunikasi tambahan yang memungkinkan konseli dan konselor
saling mengenal dan “bertatap muka” melalui layar monitor (display), Konseling melalui video-phone lebih memungkinkan
terjalinnya interaksi yang lebih baik antara konselor dan klien, dan dapat
lebih mendekati karakteristik konseling tatap muka.
Radio
dan Televisi
Konseling
melalui radio atau televisi, masih merupakan bentuk lain dari konseling
telepon. Pada konseling radio, percakapan antara konselor dan konseli
dipancarkan. Pelayanan ini umumnya bersifat informatif atau advis, jarang hubungan klien dan
konselor mencapai taraf yang mendalam dan intensif. Konseling melalui
radio dan televisi memungkinkan permasalahan konseli diketahui oleh umum, oleh
karena itu kerahasiaan identitas konseli harus benar-benar menjadi perhatian.
Permasalahan waktu dan bagaimana masalah klien akan membatasi keleluasaan dan
efektivitas konseling. Hal diatas dapat direalisasikan dengan menggunakan CMS (Content Management System), CMS secara
umum dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang memberikan kemudahan pada para
pengunanya dalam mengelola dan melakukan perubahan isi sebuah website dinamis
tanpa harus dibekali pengetahuan tentang hal-hal yang bersifat teknis. Layanan
Informasi Sekolah yang dibangun dengan menggunakan AuraCMS akan bersifat
dinamis, mudah digunakan, simple dan mudah dikelola serta memiliki ukuran file
yang kecil. AuraCMS dapat online dalam waktu 1 jam pada server gratis yang
banyak ditawarkan di internet. Dengan demikian AuraCMS direkomendasikan sebagai
salah satu Content Management System
yang dapat digunakan sebagai Media Layanan Informasi pada Bimbingan dan
Konseling disekolah.
Internet
Pelayanan
konseling melalui fasilitas internet sudah dikenal dengan nama e-counseling ( email counseling ). Berikut ini adalah
contoh proses konseling via internet :
- email therapy
- online therapy
- cyber counseling dan
- e-counseling.
Email counseling merupakan proses terapeutik yang
didalamnya terdapat kegiatan menulis selain ada kegiatan pertemuan secara
langsung dengan konselor. Karena esensi e-counseling terletak pada menulis. Respon atau bantuan yang
diberikan konselor bergantung pada informasi yang diberikan. Konseli pun
tidak perlu mengirimkan seluruh cerita mengenai masalah yang dihadapi, cukup
dengan memilih informasi yang dirasakan pada satu situasi yang merupakan
masalah.
E-mail merupakan cara paling baru
dibandingkan dengan cara-cara yang lain untuk berkomunikasi secara cepat dan
efektif melalui internet. Hal ini tidak bermaksud untuk menggantikan
konseling tatap muka (face to face),
tetapi dapat menjadi salah satu cara dalam membantu konseli untuk
memecahkan masalahnya meskipun dalam keadaan jauh dalam hal tanpa bertemu
langsung dengan konselor.
Email counseling merupakan satu cara untuk
berkomunikasi antara konseli dengan konselor yang didalamnya dibahas mengenai
masalah-masalah yang dihadapi koseli, misalnya masalah-masalah yang berkaitan
dengan perkembangan kepribadian dan kehidupan konseli melalui surat atau
tulisan pada internet. Selain e-mail
juga bisa dalam bentuk chatting
dimana konselor secara langsung berkomunikasi dengan klien pada waktu yang sama
melalui internet.
Layanan
Informasi Sekolah
Bimbingan
dan Konseling sebagai bagian dari sekolah yang membantu siswa mengatasi segala
permasalahan yang dihadapi dalam proses studi untuk mencapai perkembangan yang
optimal. Segala upaya dapat dilakukan untuk menjalin hubungan emosi antara guru
pembimbing dengan siswa. Upaya ini dilakukan dengan merealisasikan program
layanan yang sudah terkonsep sebagai empat komponen layanan pada bimbingan dan
konseling. Salah satunya dari empat komponen layanan tersebut adalah Layanan
Perencanaan Individual. Tujuan layanan perencanaan individual ini dapat juga
dirumuskan sebagai upaya memfasilitasi siswa untuk membuat, memonitor, dan
mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan sosial-pribadi oleh
dirinya sendiri.
Melalui
layanan perencanaan individual, diharapkan siswa dapat :
1)
Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan, merencanakan karir, dan
mengembangkan kemampuan sosial-pribadi, yang didasarkan atas pengetahuan akan
dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja, dan masyarakatnya.
2)
Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian tujuannya.
3)
Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.
4)
Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.
E.
Simpulan
1.
Media bimbingan dan konseling seperti
internet akan menyediakan data atau informasi yang akurat bagi siswa.
2.
Terbatas pada usaha perolehan data dan
informasi saja.
3.
Perlu pelatihan atau peningkatan
kompetensi konselor dalam menguasai teknologi informasi.
4.
Untuk mempergunakan media bimbingan dan
konseling perlu diperhatikan budaya yang dimiliki oleh siswa, sehingga
pemilihan media bimbingan dan konseling akan efektif.
5.
Teknologi
khususnya jaringan komputer baik Intranet maupun Internet proses belajar
mengajar, proses interaksi antara konselor dan klien bisa dilakukan kapan saja
dan dimana saja tanpa dibatasi ruang dan waktu.
DAFTAR
PUSTAKA
http://yoezronbloon.blogspot.com/2010/02/urgensi-teknologi-informasi-dalam.
html, (diakses pada tanggal 07 Juni 2012 pukul 10.00 WIB).
http://www.vilila.com/2010/09/layanan-bimbingan-konselingberbasis.html#
ixzz1wASD9oxs,
(diakses
pada tanggal 07 Juni 2012 pukul 10.10 WIB).
http://udayanaskin.blogspot.com/2012/01/manfaat-ti-dalam-bimbingan-dan.html,
(diakses pada tanggal 07 Juni 2012 pukul 10.18 WIB).
Langganan:
Postingan (Atom)